Bencana
ini bersifat tidak dapat diprediksi kapan terjadinya. Gempabumi dapat
menimbulkan dampak korban jiwa, luka, maupun kerusakan infrastruktur
yang sangat signifikan. Kita harus belajar dari kejadian gempabumi yang
terjadi di Yogyakarta (2006) dan Padang (2009). Mengidentifikasi potensi
bahaya dan perencanaan yang berstandar aman dapat menyelamatkan jiwa
dan mengurangi korban luka maupun kerusakan infrastruktur.
Apa yang dilakukan sebelum terjadi gempabumi
Kita
tidak dapat mengetahui kapan gempa akan terjadi sehingga persiapan
menjadi sangat penting untuk menyelamatan jiwa, mengurangi korban luka,
maupun kerusakan infrasturktur. Ada 6 langkah untuk persiapan.
a) Cek potensi bahaya di rumah
• Lekatkan lemari secara aman pada dinding
• Tempatkan barang besar dan berat ada bagian bawah lemari
• Letakkan barang pecah belah pada bagian yang lebih rendah dan di bagian tertututp
• Gantungkan barang yang berat seperti pigura foto atau cermin, jauh dari tempat tidur, sofa, ataupun tempat di mana orang duduk
• Pastikan lampu langit-langit terpasang dengan kuat
• Perbaiki apabila terjadi kerusakan pada jaringan listrik atau gas.
• Amankan pemanas air dengan terpasang dengan baik pada dinding.
•
Perbaiki keretakan pada langit-langit atau fondasi. Konsultasikan
dengan ahli bangunan apabila membutuhkan informasi mengenai struktur
bangunan yang kurang kuat.
• Tempatkan bahan-bahan yang mudah terbakar dalam lemari tertutup dan letakkan paling bawah.
b) Identifikasi tempat aman di dalam dan luar rumah
• Di bawah perabot yang kuat, seperti meja dan kursi
• Merapat pada dinding, seperti berdiri pada siku bangunan
• Menjauh dari kaca atau cermin atau pun barang-barang berat yang berpotensi jatuh
• Di luar rumah, jauhi bangunan, pohon, dan jaringan telepon atau listrik, atau bangunan yang mungkin runtuh
c) Bekali pengetahuan diri sendiri dan anggota keluarga
•
Memiliki daftar kontak yang dibutuhkan, seperti Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) provinsi, kabupaten, kota, TNI, Polisi, rumah
sakit, PMI, atau pun dinas pemadam kebakaran.
•
Bekali anak-anak bagaimana dan kapan harus menghubungi pihak-pihak di
atas, dan mencari stasiun radio untuk mencari informasi darurat
• Bekali semua anggota keluarga bagaimana dan kapan harus mematikan gas, listrik, dan air.
d) Siapkan dukungan logistik darurat
• Lampu senter dan baterai cadangan
• Radio dengan baterai
• Perlengkapan PPPK dan panduannya
• Makanan siap saji dan minuman (perhatikan masa berlakunya)
• Obat-obatan khusus disesuaikan dengan kebutuhan pemakai
• Uang secukupnya
• Sepatu khusus
e) Merencanakan mekanisme komunikasi darurat
•
Pada kasus apabila anggota keluarga terpisah pada saat bencana,
rencanakan cara untuk mengumpulkan anggota keluarga setelah bencana.
•
Menanyakan kepada saudara atau teman yang berlokasi di luar area tempat
tinggal kita untuk bersedia sebagai penghubung keluarga.
f) Bantu komunitas untuk siap siaga
•
Bekerja sama dengan media lokal untuk membuat kolom khusus terkait
informasi respon darurat setelah bencana. Disebutkan juga pada kolom
tersebut nomor telepon BPBD, instansi pemerintah terkait, rumah sakit,
dan PMI.
• Kenali bersama keluarga mengenai potensi bencana yang ada di sekitar rumah
•
Bekerja sama dengan BPBD, PMI, atau pihak terkait lainnya untuk
menyiapkan laporan khusus bagi masyarakat dengan mobility impairment
pada apa yang akan kita lakukan selama gempabumi
• Melakukan simulasi evakuasi sederhana di rumah
• Mencari informasi dari pihak terkait tentang pemutusan listrik dan air pada saat bencana
•
Bekerja sama dengan masyarakat untuk memperoleh pengetahuan tentang
building code, retrofitting program, ancaman bahaya, dan rencana yang
disusun oleh keluarga pada saat keadaan darurat
Apa yang dilakukan pada saat bencana
Tetap
berada di tempat yang menurut Anda aman selama terjadi gempa. Waspadai
gempa susulan yang terkadang guncangannya lebih kuat. Perhatikan langkah
Anda ke tempat aman lain dan tetap berada di sekitar tempat itu sampai
guncangan berhenti dan Anda dapat keluar dengan aman.
a) Ketika di dalam ruangan
•
Merunduk hingga menyentuh lantai; cari perlindungan di bawah meja atau
perabot lain yang kuat; dan tunggu hingga guncangan berhenti. Apabila
tidak ada meja atau perabot untuk berlindung, lindungi kepala anda
dengan lengan kemudian merayap menuju ruangan.
• Jauhi gelas, jendela, atau apa pun yang mungkin memjatuhi Anda.
•
Tetap di tempat tidur apabila terjadi gempa, lindungi kepala Anda
dengan bantal. Apabila ada kemungkinan benda berat akan menimpa Anda,
segera menuju ke sisi terdekat yang aman.
•
Tetap di dalam ruang hingga guncangan berhenti, dan keluarlah ketika
sudah aman. Penelitian menunjukkan bahwa banyak orang terluka karena
mereka berusaha untuk menuju ke lokasi yang berbeda atau berusaha ke
luar bangunan.
• Waspadai segala kemungkinan yang timbul akibat arus pendek.
• JANGAN menggunakan lift.
b) Ketika di luar ruangan
• Tetaplah di luar
• Jauhi dari gedung, lampu jalan, atau jaringan berkabel.
•
Ketika di luar, tetaplah di luar hingga guncangan berhenti. Bahaya
paling besar berada langsung di luar bangunan; pada pintu keluar,
exterior sepanjang dinding luar.
c) Di dalam kendaran
•
Menepi dan berhenti segera. Tetap tinggal di dalam kendaraan. Hindari
berhenti di dekat atau di bawah bangunan, pohon, jembatan, atau pun
jaringan berkabel.
• Lanjutkan berkendara setelah gempa berhenti. Hindari jalan, jembatan, atau halangan yang telah rusak akibat gempa.
d) Ketika terjebak di dalam reruntuhan
• Jangan menyalakan api
• Jangan bergerak atau apa pun yang menimbulkan debu
• Tutupi mulut Anda dengan sapu tangan atau kain
•
Munculkan suara pada pipa atau dinding sehingga tim SAR dapat mencari
posisi Anda. Gunakan peluit apabila tersedia. Berteriak adalah jalan
terakhir yang dapat dilakukan, tapi hal ini dapat menyebabkan akan
menghirup debu.
Apa yang dilakukan setelah terjadi bencana
a)
Siaga kemungkinan yang terjadi setelah gempa. Gelombang guncangan kedua
biasanya kurang mematikan tetapi dapat lebih kuat untuk memberikan
kerusakan tambahan hingga memperlemah struktur bangunan dan dapat
terjadi pada satu jam pertama, beberapa hari, minggu, bahwa bulan
setelah gempa.
b) Dengarkan radio atau televisi yang bisa diakses. Perhatikan informasi terkini terkait respon darurat.
c) Gunakan telpon untuk panggilan darurat
d) Buka laci lemari secara hati-hati. Waspadai benda-benda yang dapat menjatuhi Anda.
e)
Jauhi area yang hancur. Jauhi area yang hancur kecuali memang kehadiran
Anda dibutuhkan oleh pihak berwenang, seperti kepolisian, pemadam
kebakaran, atau tim SAR. Kembalilah ke rumah apabila pihak berwenang
mengatakan bahwa kondisi telah aman.
f)
Bantu korban luka atau yang terjebak. Ingat untuk selalu membantu
tetangga atau siapa pun yang membutuhkan pertolongan khusus seperti
anak-anak, orang tua, atau orang cacat. Berikan pertolongan pertama
secara tepat. Jangan pindahkan korban yang terluka serius untuk
menghindari luka yang lebih parah. Carilah bantuan kepada tim medis yang
lebih ahli.
g) Bersihkan cairan yang berbahaya. Tinggalkan lokasi yang berbau cairan berbahaya seperti gas atau cairan kimia.
h) Periksa beberapa peralatan.
• Periksa apabila terjadi kebocoran gas. Jika tercium bau gas, segera buka jendela dan segera keluar bangunan.
• Periksa kerusakan listrik. Apabila ditemukan jaringan kabel yang rusak dan tercium bau panas listrik, segera matikan listrik.
•
Periksa kerusakan tempat pembuangan kotoran dan saluran pipa. Apabila
terjadi kerusakan pada tempat pembuangan kotoran dan saluran pipa,
hindari penggunaan toilet dan panggil tukang di bidangnya. Hubungi
instansi yang berwenang untuk antispasi pencemaran air yang lebih luas.
Sumber : bnpb.go.id