Thursday, February 13, 2014

Gunung Berapi | Apa yang harus dilakukan sebelum, saat, dan setelah gunung berapi

Letusan gunungapi memberikan catatan sejarah tersendiri terhadap kebencanaan di Indonesia. Beberapa letusan dahsyat tidak hanya berdampak di wilayah Indonesia tetapi juga wilayah-wilah di benua lain. Letusan gunungapi dahsyat antara lain mengguncang Gunung Toba, Tambora (1815), dan Krakatau (1883). Indonesia yang dilewati oleh barisan gunungapi atau lebih dikenal dengan cincin api memiliki 29 gunungapi aktif. 

Menghadapi ancaman letusan gunungapi, Anda memiliki lebih banyak waktu karena aktivitas letusan mengalami proses yang dapat dideteksi oleh para ahli dan pihak berwenang. Masyarakat yang hidup di sekitar gunungapi aktif mungkin akan melihat pergerakan binatang-binatang yang menjauh karena suhu yang memanas, getaran gempa, maupun bau sulfur.

Apa yang dilakukan sebelum terjadi letusan gunungapi
a) Memperhatikan arahan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) terkait dengan perkembangan aktivitas gunungapi.
b) Persiapkan masker dan kacamata pelindung untuk mengantisipasi debu vulkanik.
c) Mengetahui jalur evakuasi dan shelter yang telah disiapkan oleh pihak berwenang.
d) Mempersiapkan skenario evakuasi lain apabila dampak letusan meluas di luar prediksi ahli.
e) Persiapkan dukungan logistik:
• Makanan siap saji dan minuman
• Lampu senter dan baterai cadangan
• Uang tunai secukupnya
• Obat-obatan khusus sesuai pemakai

Apa yang dilakukan pada saat terjadi letusan gunungapi
a) Pastikan anda sudah berada di shelter atau tempat lain yang aman dari dampak letusan.
b) Gunakan masker dan kacamata pelindung
c) Selalu memperhatikan arahan dari pihak berwenang selama berada di shelter.

Apa yang dilakukan sesudah terjadi letusan gempabumi
a) Apabila Anda dan keluarga harus tinggal lebih lama di shelter, pastikan kebutuhan dasar terpenuhi dan pendampingan khusus bagi anak-anak dan remaja diberikan. Dukungan orangtua yang bekerjasama dengan organisasi kemanusiaan dalam pendampingan anak-anak dan remaja sangat penting untuk mengurangi stres atau ketertekanan selama di shelter.
b) Tetap gunakan master dan kacamata pelindung ketika berada di wilayah yang terdampak abu vulkanik.
c) Memperhatikan perkembangan informasi dari pihak berwenang melalui radio atau pengumuman dari pihak berwenang.
d) Waspada terhadap kemungkinan bahaya kedua atau secondary hazard berupa banjir lahar dingin. Bencana ini dipicu oleh curah hujan tinggi dan menghanyutkan material vulkanik maupun reruntuhan kayu atau apapun sepanjang sungai dari hilir ke hulu. Perhatikan bentangan kiri dan kanan dari titik sungai mengantisipasi luapan banjir lahar dingin.
 
Sumber : bnpb.go.id

Tsunami | Apa yang harus dilakukan sebelum, saat, dan setelah tsunami

Tsunami merupakan gelombang air laut besar yang dipicu oleh pusaran air bawah laut karena pergeseran lempeng, tanah longsor, erupsi gunungapi, dan jatuhnya meteor. Tsunami dapat bergerak dengan kecepatan sangat tinggi dan dapat mencapai daratan dengan ketinggian gelombang hingga 30 meter.
Tsunami sangat berpotensi bahaya meskipun tsunami ini tidak terlalu merusak garis pantai. Gempa yang disebabkan pergerakan dasar laut atau pergeseran lempeng yang paling sering menimbulkan tsunami. Pada tahun 2006 Indonesia mengalami tsunami dahsyat setelah gempabumi berskala 8.9 SR terjadi di sekitar Aceh. Area yang memiliki risiko tinggi jika gempa bumi besar atau tanah longsor terjadi dekat pantai gelombang pertama dalam seri bisa mencapai pantai dalam beberapa menit, bahkan sebelum peringatan dikeluarkan. Area berada pada risiko yang lebih besar jika berlokasi kurang dari 25 meter di atas permukaan laut dan dalam beberapa meter dari garis pantai.

Apa yang dilakukan sebelum dan pada saat terjadi tsunami
a) Nyalakan radio untuk mengetahui apakah tsunami terjadi setelah adanya gempabumi di sekitar wilayah pantai.
b) Cepat bergerak ke arah daratan yang lebih tinggi dan tinggal di sana sementara waktu.
c) Jauhi pantai. Jangan pernah menuju ke pantai untuk melihat datangnya tsunami. Apabila Anda dapat melihat gelombang, anda berada terlalu dekat. Segera menjauh.
d) Waspada- apabila terjadi air surut, jauhi pinggir pantai. Ini merupakan salah satu peringatan tsunami dan harus diperhatikan. 

Apa yang dilakukan setelah terjadi tsunami
a) Jauhi area yang tergenang dan rusak sampai ada informasi aman dari pihak berwenang.
b) Jauhi reruntuhan di dalam air. Hal ini sangat berpengaruh terhadap keamanan perahu penyelamat dan orang-orang di sekitar.
c) Utamakan keselamatan dan bukan barang-barang Anda.
 
Sumber : bnpb.go.id

Gempa Bumi | Apa yang harus dilakukan sebelum, saat, dan setelah gempa bumi

Bencana ini bersifat tidak dapat diprediksi kapan terjadinya. Gempabumi dapat menimbulkan dampak korban jiwa, luka, maupun kerusakan infrastruktur yang sangat signifikan. Kita harus belajar dari kejadian gempabumi yang terjadi di Yogyakarta (2006) dan Padang (2009). Mengidentifikasi potensi bahaya dan perencanaan yang berstandar aman dapat menyelamatkan jiwa dan mengurangi korban luka maupun kerusakan infrastruktur. 

Apa yang dilakukan sebelum terjadi gempabumi
Kita tidak dapat mengetahui kapan gempa akan terjadi sehingga persiapan menjadi sangat penting untuk menyelamatan jiwa, mengurangi korban luka, maupun kerusakan infrasturktur. Ada 6 langkah untuk persiapan.
a) Cek potensi bahaya di rumah
• Lekatkan lemari secara aman pada dinding
• Tempatkan barang besar dan berat ada bagian bawah lemari
• Letakkan barang pecah belah pada bagian yang lebih rendah dan di bagian tertututp
• Gantungkan barang yang berat seperti pigura foto atau cermin, jauh dari tempat tidur, sofa, ataupun tempat di mana orang duduk
• Pastikan lampu langit-langit terpasang dengan kuat
• Perbaiki apabila terjadi kerusakan pada jaringan listrik atau gas.
• Amankan pemanas air dengan terpasang dengan baik pada dinding.
• Perbaiki keretakan pada langit-langit atau fondasi. Konsultasikan dengan ahli bangunan apabila membutuhkan informasi mengenai struktur bangunan yang kurang kuat.
• Tempatkan bahan-bahan yang mudah terbakar dalam lemari tertutup dan letakkan paling bawah.

b) Identifikasi tempat aman di dalam dan luar rumah
• Di bawah perabot yang kuat, seperti meja dan kursi
• Merapat pada dinding, seperti berdiri pada siku bangunan
• Menjauh dari kaca atau cermin atau pun barang-barang berat yang berpotensi jatuh
• Di luar rumah, jauhi bangunan, pohon, dan jaringan telepon atau listrik, atau bangunan yang mungkin runtuh 

c) Bekali pengetahuan diri sendiri dan anggota keluarga
• Memiliki daftar kontak yang dibutuhkan, seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) provinsi, kabupaten, kota, TNI, Polisi, rumah sakit, PMI, atau pun dinas pemadam kebakaran.
• Bekali anak-anak bagaimana dan kapan harus menghubungi pihak-pihak di atas, dan mencari stasiun radio untuk mencari informasi darurat
• Bekali semua anggota keluarga bagaimana dan kapan harus mematikan gas, listrik, dan air.

d) Siapkan dukungan logistik darurat
• Lampu senter dan baterai cadangan
• Radio dengan baterai
• Perlengkapan PPPK dan panduannya
• Makanan siap saji dan minuman (perhatikan masa berlakunya)
• Obat-obatan khusus disesuaikan dengan kebutuhan pemakai
• Uang secukupnya
• Sepatu khusus

e) Merencanakan mekanisme komunikasi darurat
• Pada kasus apabila anggota keluarga terpisah pada saat bencana, rencanakan cara untuk mengumpulkan anggota keluarga setelah bencana.
• Menanyakan kepada saudara atau teman yang berlokasi di luar area tempat tinggal kita untuk bersedia sebagai penghubung keluarga.

f) Bantu komunitas untuk siap siaga
• Bekerja sama dengan media lokal untuk membuat kolom khusus terkait informasi respon darurat setelah bencana. Disebutkan juga pada kolom tersebut nomor telepon BPBD, instansi pemerintah terkait, rumah sakit, dan PMI.
• Kenali bersama keluarga mengenai potensi bencana yang ada di sekitar rumah
• Bekerja sama dengan BPBD, PMI, atau pihak terkait lainnya untuk menyiapkan laporan khusus bagi masyarakat dengan mobility impairment pada apa yang akan kita lakukan selama gempabumi
• Melakukan simulasi evakuasi sederhana di rumah
• Mencari informasi dari pihak terkait tentang pemutusan listrik dan air pada saat bencana
• Bekerja sama dengan masyarakat untuk memperoleh pengetahuan tentang building code, retrofitting program, ancaman bahaya, dan rencana yang disusun oleh keluarga pada saat keadaan darurat

Apa yang dilakukan pada saat bencana
Tetap berada di tempat yang menurut Anda aman selama terjadi gempa. Waspadai gempa susulan yang terkadang guncangannya lebih kuat. Perhatikan langkah Anda ke tempat aman lain dan tetap berada di sekitar tempat itu sampai guncangan berhenti dan Anda dapat keluar dengan aman.

a) Ketika di dalam ruangan
• Merunduk hingga menyentuh lantai; cari perlindungan di bawah meja atau perabot lain yang kuat; dan tunggu hingga guncangan berhenti. Apabila tidak ada meja atau perabot untuk berlindung, lindungi kepala anda dengan lengan kemudian merayap menuju ruangan.
• Jauhi gelas, jendela, atau apa pun yang mungkin memjatuhi Anda.
• Tetap di tempat tidur apabila terjadi gempa, lindungi kepala Anda dengan bantal. Apabila ada kemungkinan benda berat akan menimpa Anda, segera menuju ke sisi terdekat yang aman.
• Tetap di dalam ruang hingga guncangan berhenti, dan keluarlah ketika sudah aman. Penelitian menunjukkan bahwa banyak orang terluka karena mereka berusaha untuk menuju ke lokasi yang berbeda atau berusaha ke luar bangunan.
• Waspadai segala kemungkinan yang timbul akibat arus pendek.
• JANGAN menggunakan lift.

b) Ketika di luar ruangan
• Tetaplah di luar
• Jauhi dari gedung, lampu jalan, atau jaringan berkabel.
• Ketika di luar, tetaplah di luar hingga guncangan berhenti. Bahaya paling besar berada langsung di luar bangunan; pada pintu keluar, exterior sepanjang dinding luar.

c) Di dalam kendaran
• Menepi dan berhenti segera. Tetap tinggal di dalam kendaraan. Hindari berhenti di dekat atau di bawah bangunan, pohon, jembatan, atau pun jaringan berkabel. 
• Lanjutkan berkendara setelah gempa berhenti. Hindari jalan, jembatan, atau halangan yang telah rusak akibat gempa. 

d) Ketika terjebak di dalam reruntuhan
• Jangan menyalakan api
• Jangan bergerak atau apa pun yang menimbulkan debu
• Tutupi mulut Anda dengan sapu tangan atau kain
• Munculkan suara pada pipa atau dinding sehingga tim SAR dapat mencari posisi Anda. Gunakan peluit apabila tersedia. Berteriak adalah jalan terakhir yang dapat dilakukan, tapi hal ini dapat menyebabkan akan menghirup debu.

Apa yang dilakukan setelah terjadi bencana
a) Siaga kemungkinan yang terjadi setelah gempa. Gelombang guncangan kedua biasanya kurang mematikan tetapi dapat lebih kuat untuk memberikan kerusakan tambahan hingga memperlemah struktur bangunan dan dapat terjadi pada satu jam pertama, beberapa hari, minggu, bahwa bulan setelah gempa.
b) Dengarkan radio atau televisi yang bisa diakses. Perhatikan informasi terkini terkait respon darurat.
c) Gunakan telpon untuk panggilan darurat
d) Buka laci lemari secara hati-hati. Waspadai benda-benda yang dapat menjatuhi Anda.
e) Jauhi area yang hancur. Jauhi area yang hancur kecuali memang kehadiran Anda dibutuhkan oleh pihak berwenang, seperti kepolisian, pemadam kebakaran, atau tim SAR. Kembalilah ke rumah apabila pihak berwenang mengatakan bahwa kondisi telah aman.
f) Bantu korban luka atau yang terjebak. Ingat untuk selalu membantu tetangga atau siapa pun yang membutuhkan pertolongan khusus seperti anak-anak, orang tua, atau orang cacat. Berikan pertolongan pertama secara tepat. Jangan pindahkan korban yang terluka serius untuk menghindari luka yang lebih parah. Carilah bantuan kepada tim medis yang lebih ahli. 
g) Bersihkan cairan yang berbahaya. Tinggalkan lokasi yang berbau cairan berbahaya seperti gas atau cairan kimia.
h) Periksa beberapa peralatan.
• Periksa apabila terjadi kebocoran gas. Jika tercium bau gas, segera buka jendela dan segera keluar bangunan.
• Periksa kerusakan listrik. Apabila ditemukan jaringan kabel yang rusak dan tercium bau panas listrik, segera matikan listrik.
• Periksa kerusakan tempat pembuangan kotoran dan saluran pipa. Apabila terjadi kerusakan pada tempat pembuangan kotoran dan saluran pipa, hindari penggunaan toilet dan panggil tukang di bidangnya. Hubungi instansi yang berwenang untuk antispasi pencemaran air yang lebih luas.

Sumber : bnpb.go.id

PUSDALOPS Badan Penanggulangan Bencana Nasional Indonesia

PUSDALOPS BNPB
Telp: 021-3458400
Fax: 021-3458500
Email: posko@bnpb.go.id

Badan SAR Nasional Indonesia

BADAN SAR NASIONAL 
Jl. Angkasa Blok B.15 KAV 2-3 Kemayoran
Jakarta Pusat - Indonesia 10720
P: (62-21) 6570 1116

Email 
to : pusdatin@basarnas.go.id
cc : basarnas@gmail.com

Badan Nasional Penanggulangan Bencana Indonesia


BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
Jl. Ir.H.Juanda No. 36 Jakarta Pusat
Telp. 021-3442734, 3442985, 3443079
Fax. 021-3505075
Email. contact@bnpb.go.id